4 research outputs found

    Customer Segmentation with RFM Model using Fuzzy C-Means and Genetic Programming

    Get PDF
    One of the strategies a company uses to retain its customers is Customer Relationship Management (CRM). CRM manages interactions and supports business strategies to build mutually beneficial relationships between companies and customers. The utilization of information technology, such as data mining used to manage the data, is critical in order to be able to find out patterns made by customers when processing transactions. Clustering techniques are possible in data mining to find out the patterns generated from customer transaction data. Fuzzy C-Means (FCM) is one of the best-known and most widely used fuzzy grouping methods. The iteration process is carried out to determine which data is in the right cluster based on the objective function. The local minimum is the condition where the resulting value is not the lowest value from the solution set. This research aims to solve the minimum local problem in the FCM algorithm using Genetic Programming (GP), which is one of the evolution-based algorithms to produce better data clusters. The result of the research is to compare the application of fuzzy c-means (FCM) and genetic programming fuzzy c-means (GP-FCM) for customer segmentation applied to the Cahaya Estetika clinic dataset. The test results of the GP-FCM yielded an objective function of 20.3091, while for the FCM algorithm, it was 32.44741. Furthermore, evaluating cluster validity using Partition Coefficient (PC), Classification Entropy (CE), and Silhouette Index proves that the results of cluster quality from gp-fcm are more optimal than fcm. The results of this study indicate that the application of genetic programming in the fuzzy c-means algorithm produces more optimal cluster quality than the fuzzy c-means algorithm

    Segementasi Nasabah Tabungan Pada BMT XXX dengan Metode Fuzzy C Means dan Model RFM

    No full text
    Setiap perusahaan akan berlomba lomba untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, agar pelanggan tidak berpindah ke pesaing. BMT XXX juga tidak menginginkan nasabahnya berpindah ke pesaing. Pada tahun 2019 nasbah BMT XXX mencapai 4882 nasabah, akan tetapi yang aktif melakukan transaksi penabungan hanya 1392 nasabah. BMT mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan data, karena data yang tersaji dalam bentuk manual. Untuk membantu BMT dalam mengelompokkan nasabah yang potensial menggunakan metode fuzzy C Means dan model RFM (Recency, Frequency, dan  Monetary). Metode Fuzzy C means  digunakan karena dapat menggelompokkan data yang lebih besar dan lebih kokoh pada data oulier, dalam menentukan cluster atau kelompok dengan derajat keanggataan. Langkah langkah metode penelitian yang dilakukan adalah pengumpulan data, pengolahan data, metode yang diusulkan, eksperimen metode, validasi hasil atau pengujina. Hasil pengujian dengan Davies Bouldin Index diperoleh 0,464 dengan jumlah klaster sebanyak 6. Dengan kelas nasbah superstar sebanyak 79 nasabah, golden sebanyak 462 nasabah, typical customer  124 nasabah, occantional customer sebanyak 271 nasabah, everyday sopper  239 nasabah, dormant cusomer  217 nasabah. Dengan adanya data tersebut dapat digunakan oleh BMT XXX pengambilan keputusan dalam hal menentukan strategi marketing untuk meningkatkan pelanggan agar pelanggan selalu aktif melakukan penabungan. Kata Kunci : Segementasi nasabah, fuzzy c means, RF

    Perlindungan Data Informasi Digital Dengan Teknik Steganografi Metode Least Significant Bit

    No full text
    Perkembangan teknologi pada era digital dibidang informasi dan komunikasi telah mengubah prilaku masyarakat secara global, serta menyebabkan dunia tanpa batas berkembang secara cepat. Transformasi data pada jejaring secara global menjadi kebutuhan untuk memberikan informasi yang akurat. Transformasi data pribadi pada jejaring secara global akan memungkinkan menjadikan ancaman bagi pemilik data informasi atas perbuatan pihak lain yang tidak bertanggungjawab untuk tujuan tertentu. Perlindungan data informasi digital menjadi penting untuk menjaga ancaman kejahatan data pribadi, yang akan ditranformasikan melalui jajaring secara global. Teknik Steganografi merupakan cara menyisipkan informasi pada data digital misalnya citra/gambar digital, yang kelihatanya tidak terlihat ada perbedaan serta tidak mengubah informasi yang terkandung pada data digital. Metode Least Significant Bit salah satu metode yang mempunyai kelebihan dalam hal imperceptibility yaitu data hasil embedding dengan data hasil extracting tidak ada perbedaan secara kasat mata. Perlindungan informasi data digital ini dapat diterapkan pada data file citra, dimana disisipkan data/file pesan rahasia
    corecore